JAKARTA, MPH
Pembekalan terus dilakukan untuk Formed Police Units (FPU) Garuda Bhayangkara Polri yang akan dikirim dalam misi pemeliharaan perdamaian dan ketertiban dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Afrika Tengah. Termjasuk pembekalan berbagai teknik dan kemampuan.
Selain memiliki kemampuan berbahasa Inggris dan Perancis, FPU 3 MINUSCA (United Nation Mission Integrated Multidimensional Stabilization in Central African Republic), juga dilatih dan dididik untuk memiliki kemampuan dalam hal komunikasi elektronik, mekanik, kedokteran, penanggulangan huru hara, memberi perlindungan pada yang lemah sampai dengan kemampuan mengemudi di wilayah rawan konflik serta kemampuan lainnya.
Ditegaskan Satgas Garbha FPU 3 Minusca yang dipimpin langsung oleh Kasatgas AKBP Raymond Marcellino Masengi, meski menjalani pelatihan dan pengujian di masa pandemi Covid-19 ini, seluruh Anggota FPU 3 MINUSCA terpilih melaksanakannnya dengan sangat baik dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Mereka seluruhnya juga antusias dengan tetap menjaga fisik tetap prima dan terus mengasah kemampuannya sesuai dengan bidang dan kebutuhan dalam misi perdamaian ini.
“Persiapan kami adalah memeprsiapkan segala sesuatu sesuai dengan tugas yang kita laksanakan disana (Afrika Tengah). Intensitas yang dihadapi sana lebih kompleks. Prinsipnya kami sudah siap. Semua perlengakapan, kemampuan perorangan sudah dimiliki. Kami juga lebih meningkatkan tugas-tugas khususnya menyesuaikan informasi yang kami dapat dari sana,” tegas Raymond Marcellino di Pusdiklat Lantas Polri, Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (19/8/2021).
“Sejak awal, pelatihan terus berjalan dengan sangat baik dan disiplin. Terutama disiplin dalam protokol kesehatan demi menjaga kesehatan bersama untuk misi perdamaian ini. Dan kemampuan mereka sudah sangat baik,” sambungnya.
Usai berlatih selama 6 bulan lebih, FPU 3 melaksanakan ujian kepada 152 Pasukan Garuda Polri di Pusdiklat Lantas Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Pada Kamis (19/8/2021), FPU 3 Garuda Polri diuji dalam hal mengemudikan kendaraan kecil hingga besar oleh 2 Utusan PBB yakni Kolonel Dridi Aymen dari Tunisia dan Letnan Satu Top Penda dari Senegal.
Disampaikan Bripda Lestari sebagai Liaison Officer (LO) yang mendampingi 2 penguji utusan PBB di pusat pelatihan drive Garuda Polri, dalam arahan Dridi dan Penda, 152 Tim Garuda Polri ini diuji dalam 4 bagian mengendarai kendaraan (Mobil) kecil dan besar. Sekuruh peserta wajib memiliki kompetensi dalam berkendara.
“Kemudi disana (Afrika Tengah) ada di sebelah kiri. Berbeda dengan disini (Indonesia) sebelah kanan. Jadi mereka (Garuda Polri) harus terbiasa mengendarai dengan baik. Tadi dikatakan tim penuji dari PBB (Dridi dan Penda), dibagi menjadi 4 bagian. Pertama ujian parkir dengan mampu membaca atau melihat pelat kendaran berjarak 20 meter. Ujian parkir parallel dengan baik, posisi harus di tengah dan pintu saat dibuka tak mengenai kendaraan lain di sampingnya. Tadi diberi waktu oleh penguji 5 menit,” jelas Lestari, Kamis (19/8/2021).
Untuk ujian kedua berkendara yakni menjalani mobil seperti lalu lintas dengan memperhatikan setiap rambu. Mulai dari lampu merah, berbelok, mengerem dan berhenti serta lainnya yang bersifat umum namun penting untuk diketahui.
Dan yang ketiga para peserta juga diminta untuk mengendari kendaraan secara zig zag baik dengan mobil kecil dan besar. Lalu yang ke empat peserta diwajibkan mampu mengendarai seluruh jenis kendaraan.
“Ujian ini (Mengemudi) sangat menentukan langkah selanjutnya untuk peserta,” ucapnya.
Seperti diketahui, misi perdamaian PBB yang akan ditempatkan di negara konflik, seluruh peserta nantinya akan melaksanakan patroli gabungan dbersama dengan FPU setingkat peleton. Disana FPU 3 MINUSCA yang memiliki kemampuan mengemudi akan mengendarai kendaraan untuk membantu membawa logistik dan juga mengangkut kebutuhan warga serta membantu membawa warga yang perlu dievakuasi dalam penyelamatan. Dibutuhkan kecepatan dalam berkendara, termasuk juga mampu mengendarai kendaraan dengan lamban antara 10 kilometer per jamnya.
Peacekeeper Polri juga akan membantu para pengungsi dengan kendaraan yang tersedia. Dalam satu rangkaian patroli, taktikal menggunakan satu atau dua mobil Land Cruiser lapis baja, tiga atau empat mobil patroli double cabin, satu mobil ambulance, dan satu atau dua APC (Armoured Personnels Carrier). Jika semua itu dibutuhkan, maka FPU 3 Garuda Polri sudah siap dengan kemampuan yang ada.
Salah satu peserta, Brigadir Polisi (Brigpol) Sunardi yang selama ini bertugas di bidang mekanik Ditpolairud Polri mengatakan, dibutuhkan konsentrasi dan fokus saat mengendarai kendaraan yang ada. Selama menjalani ujian mengemudi tadi ia juga harus mampu mengontrol emosi dalam berkendara.
“Sudah pasti akan banyak tugas kemanusiaan disana yang membutuhkan kemampuan dalam berkendara. Karena itu, karena ini setir di kiri saya harus terbiasa. Agak tegang juga dengan tim penguji (PBB), karena memang sangat ketat dan harus tepat waktu dan tepat dalam memposisikan kendaraan. Emosi juga harus mampu kita kontrol,” urai Sunardi.
Kepala Biro Misi Internasional Divisi Hubungan Internasional (Karomisinter Divhubinter) Polri Brigjen Pol. Krishna Murti, secara tegas mengatakan, Garuda Polri FPU 3 MINUSCA harus memiliki keterampilan dan kemampuan yang disesuaikan dengan kebutuhan di wilayah atau negara konflik. Misi perdamaian dan ketertiban dunia ini juga harus dilaksanakan dengan cara humanis, merangkul, peduli dan wajib membantu serta mempersatukan satu dengan lainnya.
“Seluruhnya (Tim Garuda Polri) wajib memiliki skill (Kemampuan) yang memang dibutuhkan dalam misi perdamaian di Afrika Tengah ini. Karena itu dengan pendidikan dan pelatihan yang telah berjalan selama ini, mereka harus melaksanakan ujian untuk melanjutkan perjalanan dalam misi perdamaian,” tegas Krishna Murti dalam beberapa kesempatan.(jak)