Pangkalpinang, MPH
Daya beli masyarakat, menurun. Ini terpengaruh mandeknya investasi di banyak sektor serta harga timah yang tidak stabil, mengingat Sumber Daya Alam satu ini sebagai komoditi utama penentu angka inflasi masyarakat bangka belitung.
Salah satu yang terdampak hingga mengalami suasana sepi adalah pusat perbelanjaan Ramayana kota Pangkalpinang.
Salah satu ciri dampak tingginya inflasi di Bangka Belitung yaitu penurunan minat belanja masyarakat secara langsung ke toko, retail, outlet dan departement store yang menyediakan berbagai kebutuhan primer dan sekunder. Belanja online justru meningkat secara signifikan . Ini dapat dilihat dari data statistik. Sehingga memberi dampak besar terhadap perputaran cost secara menyeluruh disektor barang dan jasa.
Alhasil baik toko dan retail yang menyiapkan barang langsung jelas akan mengalami kesulitan penjualan barang dagangan. Hal ini selaras dimana pemerintah pusat selaku regulator sepekan terakhir telah mencabut dan membekukan salah satu marketplace tiktok online shop sebagai respon solutif agar omset penjualan di pasar tanah abang kembali stabil mengingat pasar ini adalah salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara.
Disisi lain masyarakat kota pangkalpinang belum menujukkan tren positip dalam berbelanja kebutuhan sekunder dalam hal ini untuk membeli sesuatu kebutuhan di luar bahan pokok, seperti berburu logam mulia (emas dan perak), elektronik, pernak pernik kebutuhan rumah tangga lain nya sehingga menutup celah perputaran nilai uang di Bangka khususnya Pangkalpinang. Tentunya secara umum mereka mementingkan kebutuhan primer (bahan pokok), menurut informasi salah satu pemilik toko di Plaza Ramayana.
“Harapan kami disini (pedagang), pemerintah pusat maupun daerah bisa memberi respon dalam mengatasi masalah tingginya inflasi yang terjadi di bangka saat ini, bila terus menerus terjadi pola seperti ini bisa bisa kami sebagai pemilik toko gulung tikar. Dampaknya dan tingginya angka kemiskinan, pengangguran dan kriminalitas.” ucap Ucup selaku pemilik outlet yang ada di Paza Ramayana.
Namun kabar baiknya, meski daya. beli belum membaik, pemerintah mengklaim kinerja perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2023 diprakirakan masih melanjutkan pertumbuhan yang positif. (fer)