BANGKA, MPH
Dia adalah pria kampung. Sederhana dan rendah hati ketika disapa. Sosok yang renyah dan mudah bergaul. Dan, dia bukan anak muda bisa, tapi populer di banyak kalangan di wilayah Bangka.
Memang, figur Zamzami sudah tidak asing bagi para aktivis, akademisi, budayawan dan seniman ataupun kritikus sastra lintas sektoral.
Sebagai anak kampung, ia melewati perjalanan hidup dan karir yang tidak mudah. Te rmasuk dalam soal sekolah. Tapi Zamzami mampu kuliah S1 di salah satu kampus ternama di Jogja sampai tingkat S3.
Banyak tantangan dalam mencapai sukses. Terutama keterbatasan ekonomi, yang justru memantik keberanian mengambil langkah untuk memanfaatkan apa yang ditinggalkan orangtuanya di kampung.
Zamzani adalah ‘change maker‘ di desanya. Sosoknya, bahkan termasuk akademisi yang kritis, taktis, revolusioner dan tentunya bijak dalam menemukan solusi.
Karirnya luas, mulai dari sektor pertanian, ekonomi kreatif, UMKM Desa, hingga pemberdayakan pemuda. Semua didorong untuk lebih produktif dalam mencari peluang ekonomi, demi mengentaskan pengangguran di desa.
Ia juga turun membantu dan memberi sumbangsih bagi para peneliti dari berbagai kampus di luar Bangka untuk melakukan penelitian, observasi dan ekspedisi editorial akademik berupa tempat istirahat gratis.
Salah satu yang menonjol dan sukses adalah pengembangan bisnis di sektor pertanian dan kerajinan tangan. Ia mengembangkan berbagai tanaman palawija maupun hortikultura.
Salah satu nya tanaman jenis palawija yang di kerjakan yaitu cabe besar dengan lahan seluas 1.5 hektar, daun bawang dan juga tomat. Tambak ikan nila dan lele sebagai cikal bakal memenuhi kebutuhan pasar ikan air tawar, yang dimana desa nya lebih dominan akan hasil ikan laut.
Berbagai tanaman keras lain seperti vanili, durian, alpukat disiapkan untuk mengimbangi resiko dari upaya yang dikerjakan dan mengembangkan kemandirian ekonomi kreatif yang dibangun nya.
Dilain sisi, seni kerajinan tangan pembuatan meja dari akar kayu menjadi desain istimewa bagi penikmat seni dengan khas unik. Lukisan yang dipajang pun tak kalah menarik semua untuk menambah nilai ekonomi kreatif bagi pemuda di desa nya agar lebih produktif.
“Kesederhanaan dan kerendahan hati adalah formula untuk menyerap aspirasi warga. Kita harus bersedia lebih banyak mendengar daripada menggurui,” katanya.
Sebagai founder dan co-founder dibanyak usaha yg dirintisnya, apapun itu tidak membuat zamzani menjadi tinggi hati. Ia selalu memberi senyum dan menawarkan solusi dalam setiap tantangan kedepan. Zamzani adalah sosok anak desa yang kembali ke desa dengan segala yang dimilikinya untuk menjadi contoh bagi semua kalangan. (kik)